About

Desember 01, 2013

Jenis Tari Berdasarkan Tema


Tari-tari yang berada  di Indonesia apabila dilihat dari isi atau temanya dapat dibedakan menjadi :
1.     Tari Pantomim
2.     Tari Erotik
3.     Tari Kepahlawanan
4.     Dramatari

    Tari Pantomim
Tari pantomim adalah sebuah tari yang menirukan obyek diluar diri manusia. Contohnya :
·                     Tari Tenun
·                     Tari Bathik
·                     Tari Nelayan
·                     Tari Tani
·                     Tari Kupu-Kupu,Dll.
  Tari Erotik
Tari erotik adalah sebuah tari yang mengandung unsur cerita erotik atau percintaan. Contohnya :
·                     Tari Gatotkaca Gandrung
·                     Tari Karonsih
·                     Tari Serampang Dua Belas
·                     Tari Enggar-Enggar
·                     Tari Jalung Mas, Dll

    Tari Kepahlawanan
Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung usur-unsur heroik atau nilai kepahlawanan. Contahnya adalah :
·                     Tari Kuda Kepang
·                     Tari Seudati
·                     Tari Mandau
·                     Tari Soreng
·                     Taroi Anoman Rahwana,Dll.

   Dramatari
Dramatari adalah sebuah tari yang dalam penyajiannya menggunakan plot atau alur cerita,tema,dan dilakukan dengan cara kelompok.Contohnya :
·                     Dramatari Rara Mendhut Pranacitra
·                     Drama Tari Ranggalawe Gugur
·                     Dramatari Gajah Mada
·                     Dramatari Arjuna Wiwaha
·                     Dramatari Sang Pambayun, dll.

Oktober 30, 2013

TARI LEGONG




  • Asal Usul Tari Legong
Tari Legong dalam khasanah budaya Bali termasuk ke dalam jenis tari klasik karena awal mula perkembangannya bermula dari istana kerajaan di Bali. Tarian ini dahulu hanya dapat dinikmati oleh keluarga bangsawan di lingkungan tempat tinggal mereka yaitu di dalam istana sebagai sebuah tari hiburan. Para penari yang telah didaulat menarikan tarian ini di hadapan seorang raja tentu akan merasakan suatu kesenangan yang luar biasa, karena tidak sembarang orang boleh masuk ke dalam istana.

Mengenai tentang awal mula diciptakannya tari Legong di Bali adalah melalui proses yang sangat panjang. Menurut Babad Dalem Sukawati, tari Legong tercipta berdasarkan mimpi I Dewa Agung Made Karna, Raja Sukawati yang bertahta tahun 1775-1825 M. Ketika beliau melakukan tapa di Pura Jogan Agung desa Ketewel ( wilayah Sukawati ), beliau bermimpi melihat bidadari sedang menari di surga. Mereka menari dengan menggunakan hiasan kepala yang terbuat dari emas.

Ketika beliau sadar dari semedinya, segeralah beliau menitahkan Bendesa Ketewel untuk membuat beberapa topeng yang wajahnya tampak dalam mimpi beliau ketika melakukan semedi di Pura Jogan Agung dan memerintahkan pula agar membuatkan tarian yang mirip dengan mimpinya. Akhirnya Bendesa Ketewel pun mampu menyelesaikan sembilan buah topeng sakral sesuai permintaan I Dewa Agung Made Karna. Pertunjukan tari Sang Hyang Legong pun dapat dipentaskan di Pura Jogan Agung oleh dua orang penari perempuan.

Tak lama setelah tari Sang Hyang Legong tercipta, sebuah grup pertunjukan tari Nandir dari Blahbatuh yang dipimpin I Gusti Ngurah Jelantik melakukan sebuah pementasan yang disaksikan Raja I Dewa Agung Manggis, Raja Gianyar kala itu. Beliau sangat tertarik dengan tarian yang memiliki gaya yang mirip dengan tari Sang Hyang Legong ini, seraya menitahkan dua orang seniman dari Sukawati untuk menata kembali dengan mempergunakan dua orang penari wanita sebagai penarinya. Sejak itulah tercipta tari Legong klasik yang kita saksikan sekarang ini.

Bila ditinjau dari akar katanya, Legong berasal dari kata “ leg  yang berarti luwes atau elastis dan kata gong yang berarti gamelan. Kedua akar kata tersebut bila digabungkan akan berarti gerakan yang sangat diikat ( terutama aksentuasinya ) oleh gamelan yang mengiringinya.

Sebagai sebuah tari klasik, tari Legong sangat mengedepankan unsur artistik yang tinggi, gerakan yang sangat dinamis, simetris dan teratur. Penarinya pun adalah orang-orang yang berasal dari luar istana yang merupakan penari pilihan oleh raja ketika itu. Maka, tidaklah mengherankan jika para penari merasakan kebanggaan yang luar biasa jika menarikan tari Legong di istana.

Kesenian Legong telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dari segi kuantitas maupun kualitas. Para penari wanita yang dahulunya berlatih dan menari Legong di istana kini kembali ke desa masing-masing untuk mengajarkan jenis tarian ini kepada masyarakat. Oleh karena itu, timbul style-style Palegongan yang tersebar di berbagai daerah seperti di desa Saba, Peliatan, Bedulu, Binoh, Kelandis dan beberapa tempat lainnya.

Tari-tari legong yang ada di Bali pada awalnya diiringi oleh gamelan yang disebut Gamelan Pelegongan. Perangkat gamelan ini terdiri dari dua pasang gender rambat, gangsa jongkok, sebuah gong, kemong, kempluk, klenang, sepasang kendang krumpungan, suling, rebab, jublag, jegog, gentorang. Sebagai tambahan, terdapat seorang juru tandak untuk mempertegas karakter maupun sebagai narrator cerita melalui tembang. Namun, seiring populernya gamelan gong kebyar di Bali, akhirnya tari-tari palegongan ini pun bisa diiringi oleh gamelan Gong Kebyar, karena tingkat fleksibilitasnya.

  • Tata Busana

Ø  Gelungan atau hiasan kepala
Ø  Baju lengan panjang berwarna hijau
Ø  Kain songket adalah nama jenis kain tenunan tradisional Bali yang ditenun dengan menggunakan benang warna, benang emas, atau benang perak. Kain ini dililitkan di pinggul penari kemudian diikat stagen agar tidak lepas.
Ø  Tutup dada
Ø  Gelang kana
Ø  Kipas
Ø  Stagen atau penutup pinggang


berikut adalah video tari tersebut



TARI TOR TOR




  • Asal Usul Tari Tor Tor

Tari tor - tor adalah salah satu jenis tari yang berasal dari suku batak di Sumatera Utara. Tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Di masa lalu, tari ini dilakukan oleh patung-patung batu yang telah dimasuki roh. Roh itu menggerakkan batu seperti menari namun dengan gerakan yang kaku. 

Kata "Tor-tor" berasal dari suara entakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang.

Tujuan tari Tor-Tor itu sendiri untuk upacara kematian, panen, penyembuhan dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui.
  • Pesan Ritual Dari Tari Tor Tor

  1. Takut dan taat pada Tuhan.
  2. Ritual untuk leluhur dan orang-orang yang masih hidup agar dihormati.
  3. Pesan untuk khalayak ramai yang hadir ke dalam acara.
  • Makna Tarian Tor Tor
  1. Untuk ritual.
  2. Penyemangat jiwa.
  3. Sarana untuk menghibur.
  • Jenis - Jenis Tarioan Tor Tor
  1. Tor Tor Pangurason atau tari pembersihan yang digelar pada saat membersihkan tempat sebelum adanya pesta agar diberi kelancaran dan dijauhkan dari mara bahaya.
  2. Tor Tor Sipitu Cawan atau Tari Tujuh Cawan yang digelar pada saat pengukuhan raja yang menceritakan tentang tujuh bidadari yang mandi di GunungPucuk Buhit.
Apabila sebuah desa dilanda musibah, maka pada tanggal musibah tersebut akan digelar tarian Tor Tor dengan maksud meminta petunjuk atas masalah tersebut. 

  • Tata Busana Tari Tor Tor
Tata busana tari tor tor termasuk sangat sederhana. Pria dan wanita yang ingin menarikan tari tor tor cukup mengenakan baju biasa yang dikenakan saat pesta. Baju ini dilengkapi dengan aksesoris berupa tenunan khas batak yang bernama Ulos. Ulos yang digunakan ada dua jenis, yakni ulos yang berupa ikat kepala dan ulos yang berupa selendang. Motif selendang ulos yang digunakan tergantung dari pesat apa yangsedang digelar. Dengan properti busana yang sangat sederhana seperti ini membuat semua orang yang menghadiri suatu pesta dapat menari tor tor bersama-sama.

  • Tata Gerak dan Alat Musik 
Tari Tor Tor termasuk sangat sederhana dalam hal gerakan. Para penari tor tor cukup membuat gerakan tangan yangcukup terbatas dengan gerakankaki jinjit-jinjit mengikuti iringan musik yang disebut sebagai magondangi yang terdiri dari alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain.


berikut adalah video tarinya


TARI SEKAPUR SIRIH




  • Asal Usul Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih merupakan kesenian tari selamat datang yang diperuntukan kepada tamu-tamu besar. Tarian sekapur sirih berasal dari Provinsi Jambi dan Riau. Tarian ini diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962. Pada tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendri BBA. Tari ini mendeskripsikan perasaan lapang dan terbuka yang dimiliki orang-orang Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka.
  • Penari Dan Gerakan Dalam Tarian

Jumlah penari dalam tarian ini ialah 9 orang penari perempuan dan 3 orang penari laki-laki. Di antara dua belas penari tersebut satu orang bertugas memegang payung, dua orang pengawal, dan sisanya menari. Gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, berhias (memasang cincin, gelang, anting, serta bedak gincu dan calak), gerakan putar setengah, putar penuh menjadi bagian dari tarian ini. Gerakan tersebut dilakukan dalam posisi level rendah dan sedang sedangkan pola lantai yang dimainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat pementasan.

Gerakan tarian ini terdiri dari sembah tari, yaitu tangan diangkat di atas bahu. Kemudian penari akan melakukan sembah tamu, yaitu gerakan tangan yang mengangkat tangan ke atas dada. Setelah itu penyerah siri melakukan pose setengah jongkok dan setengah berdiri untuk tarian yang dilakukan di luar rumah, sementara itu gerakan lantai dilakukan untuk tarian yang dilakukan di dalam rumah.
  • Properti

  1. Cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih.
  2. Payung.
  3. Keris.
  • Pakaian
Berupa baju kurung yaitu baju adat Jambi.
  • Iringan Musik
  1. Biola
  2. Gambus
  3. Akordion
  4. Rebana
  5. Gong
  6. Gendang

berikut adalah video tari tersebut

TARI KEBYAR DUDUK


  • Asal Usul Tari Kebyar Duduk
Tari Kebyar Duduk disebut juga Tari Kebyar Trompong. Tarian ini diciptakan oleh I Ketut Mario  dari Tabanan pada tahun 1925. Tari ini disebut Kebyar Duduk karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Tari Kebyar Duduk menggambarkan kemahiran seorang pemuda yang menari dengan lincahnya dengan posisi duduk mengikuti irama gamelan.


Tema tarian ini adalah tentang pantomim yaitu gerakan tarian tanpa suara dan melambangkan suatu kelincahan seorang pemuda yang sedang menari.
Tarian ini diiringi dengan memainkan instrumen trompong, maka tarian Kebyar Duduk disebut tari Kebyar Trompong. Seperti hal nya tarian Baris, Kebyar adalah tarian tunggal, tarian ini bersifat individualistic. Tarian baris mengilustrasikan gerakan-gerakan ksatria Bali pada umumnya. Dalam tarian Kebyar penekannya adalah pada penari itu sendiri yang menginsterpretasikan nuansa musik dengan ekpresi wajah dan gerakan.
Seni tari bali pada umumnya dikategorikan menjadi 3 kelompok, yaitu seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari untuk upacara, dan untuk pengunjung atau balih balihan (sebagai pertunjukan). Jika dikategorikan Tari Kebyar merupakan bagian dari kategori tari pertunjukan.


berikut adalah videonya

Tari Kebyar Duduk

TARI GANDRUNG BANYUWANGI




  • Sejarah tari Gandrung Banyuwangi
Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis tarian yang berasal dari Banyuwangi. Istilah Kata “Gandrung” diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
  • Pertunjukan
Sejarah Tari Gandrung Banyuwangii dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan).Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan “paju”.
  • Busana
- Pakaian :
Tata busana penari Sejarah Tari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan) yang tampak.

- Bagian Tubuh :
Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.

- Bagian Kepala :
Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari Sejarah Tari Gandrung Banyuwangi. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.

- Bagian Bawah :
Sejarah Tari Gandrung Banyuwangi menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.

- Musik Pengiring :
Musik pengiring untuk gandrung Banyuwangi terdiri dari satu buah kempul atau gong, satu buah kluncing (triangle), satu atau dua buah biola, dua buah kendhang, dan sepasang kethuk. Di samping itu, pertunjukan tidak lengkap jika tidak diiringi panjak atau kadang-kadang disebut pengudang (pemberi semangat) yang bertugas memberi semangat dan memberi efek kocak dalam setiap pertunjukan Sejarah Tari Gandrung Banyuwangi. Peran panjak dapat diambil oleh pemain kluncing. Selain itu kadang-kadang diselingi dengan saron Bali, angklung, atau rebana sebagai bentuk kreasi dan diiringi electone.


September 15, 2013

Bahasa Latin

Alta, berarti tinggi atau meningkatkan.
Altissimo, berarti yang paling tinggi.
Amabel, berarti cantik dan ramah.
Aloha, berarti cinta.
 Aloysius atau Alosia, berarti pahlawan merdeka.
Alpin, berarti cantik dan putih
Amdis, berarti abadi
Aqua atau Aquanetta, diambil dari bahasa Latin aqua yang berarti air.
Ardea Herodias, merupakan nama spesies bagi bangau cantik berwarna biru.
Ardemo, berarti yang lebih rajin.
Argentina, berarti perak.
Astra, berarti bintang.
Assunta, berarti pangambil alihan.
Attila, berarti mirip ayahnya.
Aurantiasya, berasal dari kata aurantiaca yang berarti berwarna jingga.
Aurelia, berarti hidup bahagia.
Austrin atau Androkles, berarti agung.
Azurea dan Syerulea, berarti berwarna biru.
Balbo, berarti bergumam.
Bellva, berarti pemandangan yang indah.
Benigno, berarti baik hati.
Biagio, berarti gugup.
Caius, berarti kegembiraan.
Carita, berarti yang dicintai.
Cirrus, berarti segumpal awan tipis.
Clemence, berarti belas kasih.
Clivora dan Rupicola, berarti perbukitan.
Clossiana frigga, merupakan nama spesies bagi kupu-kupu.
Concetta, berarti seorang pemikir.
Cordelia, berarti baik hati.
Crispin, berarti memiliki rambut keriting.
Decimus, berarti yang kesepuluh.
Dulce, berarti manis.
Duran dan Dante, berarti kokoh dan kekal. 
Durya, berarti tahan lama.
Erasmus, berarti mencintai.
Ekplektikos, berarti kejutan.
Ensin, berarti pangkat kelautan.
Erythrina, berarti berwarna merah.
Errol, berarti sang pengembara.
Faust, berarti keberuntungan besar 
Favian, berarti lelaki yang bijaksana.
Filiorum, berarti anak-anak.
Flava dan Lutia, berarti berwarna kuning.
Florida, berarti berlimpahan bunga, atau padang bunga.
Fulqentius dan Lumina, berarti bercahaya terang, benderang, cemerlang.
Gaudeamus igitur, berarti marilah kita bergembira.
Gazelle, berarti makhluk yang manis, menarik, dan luwes.
Giustinia, berarti adil dan seimbang.
Gladiss, berarti mustahil.
Gonzalo, berarti selamat dari peperangan atau dapat juga berarti serigala.
Greer, berarti berjaga-jaga.
Hugo, berarti berjiwa cendekia dan intelektual, berpendidikan.
Hyemali, berarti musim dingin.
Ignatius, berarti berapi-api.
Jolyon, berarti yang muda.
Justus, berarti pantas.
Katias, berarti meruncing.
Kimo, berarti provinsi.
Kolymbos, berarti jago berenang.
Lacustris, berarti danau.
Lucerna, berarti lampu.
Lucille, Lucinda, Lucita, Luz, keempatnya berarti cahaya.
Lucretia, berarti sukses.
Magnum, berarti mega, besar.
Maraville, berarti keajaiban atau mukjizat.
Mirabelle, berarti mengagumkan.
Modesto, berarti rendah hati.
Oriole dan Topaz dan Chrysantha, berarti keemasan.
Ovid, berarti penggembala yang patuh.
Paxton, berarti tempat yang damai.
Poppy, berarti bunga.
Raina, berarti seorang ratu.
Refugio, berarti rumah yang nyaman.
Risa, berarti gelak tawa akan kebahagiaan.
Sheila, berarti surga.
Tastavin, berarti rasanya seperti anggir (wine), memabukkan.
Terra, merujuk pada planet Bumi.
Titus, berarti seorang pembela kebenaran.
Tranquilina, berarti tenag dan penuh kedamaian.
Trea, berarti memiliki pengaruh.
Trent, berarti air yang melimpah.
Ulis atau Ulisa, berarti pemarah.
Ultima, berarti titik terjauh. Bisa pula diartikan sebagai pencapaian maksimal.
Una, berarti satu.
Velutine, berarti halus.
Vera, berarti kepercayaan dan kejujuran.
Verdiana, berarti berwarna hijau.
Viva, berarti hidup.
Wynstelle, berarti bintang yang murni.
Xuxa atau Scilla peruviana, berarti lili.
Yeneyer, berarti menghormati.
Yuri dan George, berarti petani atau tukang kebun. 
Zelia, berarti hasrat, kecemburuan, atau buta.
Zenobia, berarti nafas hidup Dewa Zeus.

Zia, berarti kemegahan atau butiran padi.